VM vs Docker

Virtual Machine (VM) dan Container adalah dua teknologi komputasi yang digunakan untuk menjalankan aplikasi dalam lingkungan terisolasi. Berikut perbandingan keduanya berdasarkan beberapa aspek penting:

1. Arsitektur

  • Virtual Machine:
    • Menjalankan hypervisor di atas hardware fisik.
    • Setiap VM memiliki sistem operasi lengkap (guest OS), library, dan aplikasi.
    • VM membutuhkan lebih banyak resource karena setiap instance memuat OS-nya sendiri.
  • Container:
    • Berjalan di atas kernel host OS.
    • Menggunakan mekanisme isolasi seperti namespace dan cgroup.
    • Semua container berbagi kernel host OS, sehingga lebih ringan.

2. Kinerja

  • Virtual Machine:
    • Kinerja bisa lebih lambat karena ada lapisan hypervisor dan guest OS.
    • Start-up time lebih lama (beberapa menit) karena harus memuat OS.
  • Container:
    • Kinerja lebih cepat karena tidak ada overhead hypervisor dan OS tambahan.
    • Start-up time sangat cepat (milidetik hingga detik).

3. Penggunaan Sumber Daya

  • Virtual Machine:
    • Membutuhkan lebih banyak CPU, memori, dan disk karena setiap VM menjalankan OS lengkap.
  • Container:
    • Lebih hemat resource karena berbagi kernel OS dan tidak membutuhkan OS tambahan.

4. Isolasi

  • Virtual Machine:
    • Menawarkan isolasi lebih kuat karena setiap VM memiliki OS sendiri.
    • Lebih aman terhadap serangan jika satu VM diretas, sulit menembus ke VM lain.
  • Container:
    • Isolasi berbasis software (namespace dan cgroup) kurang kuat dibandingkan VM.
    • Potensi serangan ke kernel host lebih besar jika container tidak diatur dengan baik.

5. Portabilitas

  • Virtual Machine:
    • Tidak seportabel container karena konfigurasi OS bisa berbeda antar host.
    • Migrasi membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha.
  • Container:
    • Sangat portabel. Docker image dapat dijalankan di mana saja selama environment mendukung Docker/OCI.

6. Manajemen

  • Virtual Machine:
    • Administrasi lebih kompleks, terutama saat menangani banyak VM.
    • Membutuhkan hypervisor seperti VMware, KVM, atau Hyper-V.
  • Container:
    • Lebih mudah dikelola dengan tools seperti Docker, Kubernetes, atau Podman.
    • Ideal untuk aplikasi berbasis microservices.

7. Use Case

  • Virtual Machine:
    • Cocok untuk aplikasi legacy yang membutuhkan isolasi penuh.
    • Ideal untuk menjalankan berbagai OS (Linux dan Windows dalam satu host).
  • Container:
    • Cocok untuk aplikasi modern berbasis cloud, DevOps, dan CI/CD.
    • Sangat efisien untuk aplikasi stateless dan skenario microservices.

Ringkasan Tabel Perbandingan

AspekVirtual MachineContainer
ArsitekturOS lengkap dalam setiap VMBerbagi kernel host OS
KinerjaLebih lambatLebih cepat
Sumber DayaBoros resourceHemat resource
IsolasiLebih kuatKurang kuat
PortabilitasKurang portabelSangat portabel
ManajemenKompleksMudah
Use CaseAplikasi legacyAplikasi modern dan cloud-native

Kesimpulan:

  • Gunakan VM jika membutuhkan isolasi penuh, menjalankan berbagai OS, atau aplikasi monolitik.
  • Gunakan Container untuk aplikasi modern, deployment cepat, atau ketika efisiensi resource menjadi prioritas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *