Membangun Infrastruktur Server yang Tangguh – Failover, Pemirroan, Replication & Pencadangan (Backup) (Ubuntu Server 24.04)

Membangun infrastruktur server yang tangguh adalah langkah penting untuk memastikan ketersediaan, keandalan, dan keamanan data serta layanan yang Anda tawarkan. Dalam skenario yang Anda sebutkan, Anda akan membangun empat server dengan fungsi berbeda, yaitu server utama, server cadangan, reverse proxy server, dan server backup. Berikut adalah garis besar dari setiap komponen dalam arsitektur tersebut:

1. Server Utama (Primary Server)

  • Fungsi: Server utama bertugas untuk melayani semua permintaan pengguna secara langsung. Ini adalah server yang menjalankan aplikasi utama atau layanan yang Anda sediakan.
  • Konfigurasi: Pastikan server ini dikonfigurasi dengan baik, dengan aplikasi yang up-to-date, serta konfigurasi keamanan yang ketat.
  • Pemirroan (Mirroring): Untuk memastikan data di server utama selalu sinkron dengan server cadangan, Anda dapat mengaktifkan pemirroan. Ini bisa dilakukan menggunakan alat seperti rsync, DRBD, atau layanan replika database.

2. Server Cadangan (Secondary Server)

  • Fungsi: Server cadangan berfungsi sebagai server failover. Jika server utama mengalami kegagalan, server ini akan otomatis mengambil alih.
  • Failover Configuration: Menggunakan alat seperti Pacemaker atau Keepalived untuk pengelolaan failover. Ini akan memastikan bahwa jika server utama down, server cadangan bisa mengambil alih dengan minim downtime.
  • Replikasi Data: Menggunakan replikasi untuk menjaga data tetap up-to-date antara server utama dan server cadangan. Alat seperti MySQL Replication atau PostgreSQL Streaming Replication bisa digunakan tergantung pada teknologi database yang digunakan.

3. Reverse Proxy Server

  • Fungsi: Reverse proxy server bertugas mengatur lalu lintas antara klien dan server backend (utama dan cadangan). Ini juga dapat digunakan untuk load balancing, caching, serta mengamankan aplikasi web dengan menambahkan lapisan keamanan.
  • Konfigurasi: Anda dapat menggunakan Nginx atau HAProxy sebagai reverse proxy server. Kedua alat ini mendukung load balancing dan failover, serta bisa dikonfigurasi untuk berkomunikasi dengan server utama dan cadangan.

4. Server Backup

  • Fungsi: Server ini bertugas untuk pencadangan data secara rutin dari server utama dan cadangan.
  • Pencadangan (Backup): Konfigurasi pencadangan dapat dilakukan dengan alat seperti rsync, Duplicity, atau Bacula. Backup bisa dilakukan secara incremental atau full backup, dan disimpan di server terpisah untuk keamanan tambahan.
  • Jadwal Backup: Atur jadwal pencadangan yang rutin, seperti harian atau mingguan, tergantung pada kebutuhan bisnis. Pastikan untuk melakukan pengujian pemulihan secara berkala untuk memastikan backup berfungsi dengan baik.

Arsitektur Umum:

  1. Reverse Proxy Server berada di depan dan menerima semua permintaan dari pengguna.
  2. Server Utama melayani permintaan jika tersedia.
  3. Server Cadangan mengambil alih jika server utama gagal.
  4. Server Backup melakukan pencadangan rutin dari data server utama dan cadangan.

Langkah Tambahan:

  • Monitoring: Implementasikan monitoring menggunakan alat seperti Nagios, Zabbix, atau Prometheus untuk memantau kesehatan setiap server.
  • Security: Pastikan setiap server dikonfigurasi dengan firewall, dan pertimbangkan menggunakan VPN atau SSH Tunneling untuk komunikasi antar server.

Dengan konfigurasi yang baik, Anda bisa membangun infrastruktur yang tangguh, yang siap menghadapi berbagai skenario kegagalan tanpa mengorbankan ketersediaan layanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *